Sifat Solidaritas

 



Kamis, 11 November 2021


Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 10-12


Kisah Para Rasul 11:29 (TB)  Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang diam di Yudea.


Pada zaman Kisah Para Rasul terjadilah kelaparan yang melanda seluruh dunia. Antiokia menjadi pusat kekristenan pada waktu itu. Ketika mendengar saudara-saudara di wilayah Yudea mengalami bencana kelaparan, maka murid-murid di Antiokia mengumpulkan sumbangan sesuai dengan kemampuan masing-masing dan mengirimkannya untuk saudara-saudara yang diam di Yudea.


Dalam kisah tersebut kita melihat ada kasih, ketulusan dan solidaritas yang dimiliki oleh jemaat di Antiokia.

Arti solidaritas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat (perasaan) solider; sifat satu rasa (senasib sepenanggungan); perasaan setia kawan.

Jemaat di Antiokia merasakan perasaan solider, senasib sepenanggungan, setia kawan dan ikut merasakan penderitaan saudara-saudara yang diam di Yudea.


Sungguh alangkah indahnya bila setiap jemaat memiliki sifat solidaritas dan menjalankan aksi solidaritas untuk membantu meringankan penderitaan orang lain.


Beberapa hal yang menjadi penghalang sifat solidaritas adalah:


1. Egois atau berpusat pada diri sendiri.

Cara pandang yang sempit adalah memikirkan dan mementingkan diri sendiri. Ini akan menghalangi sifat solidaritas pada penderitaan orang lain, sekalipun sebenarnya mampu memberi bantuan kepada orang lain. Dunia begitu luas, bukan hanya diri sendiri atau keluarga sendiri dan Tuhan memanggil kita untuk menjadi berkat bagi orang lain.


2. Merasa diri tidak mampu.

Merasa diri miskin dan tidak mampu menghalangi seseorang untuk peduli dan membantu orang lain. Sesungguhnya lebih banyak orang yang keadaannya jauh lebih menderita di banding dirinya. Di samping itu bentuk bantuan sebenarnya tidak selalu berwujud materi. Kita bisa solider dengan orang lain dengan memberi perhatian, memberi ucapan selamat atau empati, turut mendoakan orang lain yang sedang sakit, mengalami musibah dan sebagainya.


Sebagai contoh adalah jemaat di Makedonia. Keadaan mereka sangat miskin tetapi mereka kaya dalam kemurahan dan mendesak Paulus untuk menerima sumbangan mereka bagi pekerjaan Tuhan.


2 Korintus 8:2-4 (TB)  Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.

Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. 

Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.


Jadi untuk menjadi berkat tidak perlu menunggu sampai menjadi kaya atau diberkati. Kita bisa memiliki sifat solidaritas dengan memberi bantuan sesuai dengan kerelaan dan kemampuan masing-masing. Bahkan kita bisa memberikan solidaritas secara non material. Kerinduan Tuhan, biarlah hal ini bisa dilakukan oleh setiap orang percaya sehingga bisa menjadi berkat dan nama Tuhan dimuliakan. Amin. (Ps.BW)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages