Menguduskan Perkataan

 


Rabu, 21 Juli 2021


Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 4-6


Yesaya 6:6-7 (TB)  Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."


Setiap kita tidak luput dari kesalahan. Dosa atau kesalahan yang seringkali sulit dikendalikan adalah perkataan. Secara tidak sadar kita mengucapkan perkataan-perkataan yang tidak berkenan kepada Tuhan. Bahkan meskipun mulut tidak berbicara, tetapi jari-jari kita mewakili perkataan menuliskan ujaran kebencian dan komentar-komentar yang menyakiti orang lain.


Ketika Yesaya mengalami perjumpaan dengan Tuhan, segera ia menyadari bahwa ia dan bangsanya najis bibir. Tetapi Tuhan memerintahkan Serafim (makhluk Sorgawi) untuk menguduskan bibir Yesaya dengan bara api dari mezbah.


Marilah kita belajar arti rohani dari perjumpaan Yesaya dengan Tuhan.


1. Kehidupan kita dikuduskan pada saat bersekutu dengan Tuhan.


Mezbah menggambarkan persekutuan dengan Tuhan. Dalam persekutuan ini ada pengorbanan pujian dan penyembahan, ada hadirat Tuhan, ada doa dan kuasa firman. Seseorang yang mengalami persekutuan dengan Tuhan akan mengalami pengudusan terus-menerus termasuk lidah bibirnya. Dalam hadirat Tuhan akan menyadari dosa dan kesalahannya serta menerima pengampunan dari Tuhan. Ketika kita bergaul dengan Tuhan, kita akan semakin menjadi seperti Dia dalam kekudusan dan kemuliaan.


Kitab Wahyu menuliskan gambaran rohani tentang mezbah doa, pujian dan penyembahan yang kita bangun. Jika memahaminya, kita tak akan pernah melalaikan persekutuan kita dengan Tuhan.
Wahyu 8:3-4 (TB)  Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.


2. Roh Kudus menjamah dan menyucikan hidup kita.


Seseorang menjadi sadar akan dosanya adalah karya Roh Kudus. Roh Kudus akan membimbing seseorang bertobat dan menuntun kepada jalan yang benar. Jika Serafim adalah Malaikat Kudus dalam Mezbah Tuhan, maka saat ini Roh Kudus adalah Roh Penolong yang Tuhan berikan kepada kita. Roh Kudus akan membimbing kita hidup dalam kebenaran. Ia akan memberikan kita buah Roh sehingga setiap perkataan kita menjadi perkataan yang kudus, berkenan kepada Tuhan disertai dengan penguasaan diri.


Galatia 5:22-23 (TB)  Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.


Marilah kita belajar dan mendekat kepada Tuhan agar hati dan perkataan kita semakin dikuduskan melalui karya Roh Kudus. Mintalah kepada Tuhan buah Roh agar perkataan kita penuh kasih. Terlebih bisa menguasai diri dari perkataan kotor, penuh kebencian dan reaktif yang dapat merusak hubungan satu dengan yang lain. Memang tidak mudah mengendalikan perkataan, tetapi bukan berarti tidak bisa. Roh Kudus akan memampukan kita dengan kuasa dan kasih-Nya.
Haleluya, Tuhan memberkati. (Ps.BW)










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages