Setengah Hati

 


Jumat, 7 Mei 2021


Bacaan Alkitab Setahun: 2 Taw 25-27


2 Tawarikh 25:2 (TB)  Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, hanya tidak dengan segenap hati. 


Di sini kita belajar ternyata ada yang disebut melakukan yang benar di mata Tuhan, hanya tidak dengan segenap hati. Dalam terjemahan lain menggunakan kata setengah hati.


Walaupun melakukan dengan benar, mengapa bisa dengan setengah hati?


1. Kehilangan kasih yang mula-mula.

Pada waktu awal mula, misalnya ketika lahir baru seseorang bisa melakukan dengan gairah dan kasih yang besar kepada Tuhan. Tetapi seiring bertambahnya waktu gairah mulai luntur meskipun masih melakukan hal yang benar. Ia bisa melakukan pelayanan atau panggilan yang Tuhan percayakan dengan setengah hati, bukan dengan gairah dan dorongan yang menggebu dari dalam hati melainkan sekedar melakukan tugas.


2. Agamawi atau rutinitas.

Ketaatan menjalankan perintah agama atau ibadah tetapi tidak mengerti tujuannya. Bisa juga karena terlalu sering sehingga sudah seperti otomatis, tidak ada rasa atau gairah dalam dirinya. Melakukan perintah agama memang benar, tetapi tanpa mengetahui tujuannya merupakan tindakan yang setengah hati.


3. Tidak memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan.

Esensi dari ibadah sesungguhnya adalah hubungan. Banyak orang melakukan ibadah hanya sebatas lahiriah tetapi batiniahnya kosong. Dalam hal ini mereka tidak memiliki hubungan atau persekutuan yang intim dengan Tuhan. Hubungan yang terjadi hanyalah formal secara lahirilah, tetapi tidak diikuti dengan hati. Orang-orang seperti ini melakukan dengan setengah hati.


Dalam melakukan ibadah dan panggilan yang Tuhan percayakan, jangan melakukan dengan setengah hati. Milikilah kembali kasih yang mula-mula, jangan sekedar melakukan tugas keagamaan tetapi milikilah hubungan atau persekutuan yang intim dengan Tuhan. Halleuya, greater destiny. (Ps.BW)








1 komentar:

Pages