Jangan Terhanyut Oleh Emosi

 



Selasa, 25 Mei 2021


Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 13-15


Ayub 15:12-13 (TB)  Mengapa engkau dihanyutkan oleh perasaan hatimu dan mengapa matamu menyala-nyala,
sehingga engkau memalingkan hatimu menentang Allah, dan mulutmu mengeluarkan perkataan serupa itu?


Dalam bacaan tersebut, ada ayat-ayat yang berbicara sangat kuat. Ayat tersebut tentu pertama berbicara dan mengajar kepada saya pribadi tetapi juga kepada Anda yang mau mendengarkan kehendak Allah.


Kemarahan adalah manusiawi tetapi ada kemarahan yang di luar batas. Semua orang bisa marah, tetapi juga harus menguasai dirinya. Bahkan Tuhan Yesus juga mengingatkan agar kemarahan jangan disimpan sampai matahari terbenam.


Berikut ayat tersebut dalam terjemahan lain.


Ayub 15:12-13 (FAYH)  "Mengapa engkau membiarkan diri dikuasai oleh perasaanmu? Mengapa matamu memancarkan ketidakpuasan,
sehingga engkau berbalik melawan Allah serta mengeluarkan kata-kata sejahat itu terhadap Dia?


Ayub 15:12-13 (BIMK)  Tetapi kau naik pitam, matamu menyala-nyala;
kau marah kepada Allah dan membantah-Nya.


Dikuasai oleh perasaan dapat diartikan mengikuti emosi sehingga mengucapkan kata-kata yang jahat atau kutuk. Sedangkan dalam BIMK disebut sebagai naik pitam atau marah.


Kita akan membahas 2 hal dalam renungan pagi ini.


1. Apa penyebab kemarahan?


Ayub 15:11 (TB)  Kurangkah artinya bagimu penghiburan Allah, dan perkataan yang dengan lemah lembut ditujukan kepadamu?


Merasa bahwa penghiburan Allah kurang terhadap dirinya sehingga kecewa dan marah. Karena perasaan emosi ini menyebabkan seseorang tidak peka kepada suara Allah sehingga tidak dapat mengendalikan dirinya.


2. Perwakilan Allah


Allah memberikan otoritasnya kepada para pemimpin di dunia baik pemerintah, pemimpin dalam pekerjaan, gembala maupun suami dalam lingkup keluarga.
Acapkali kekecewaan kepada mereka menimbulkan kemarahan. Kemarahan kepada mereka secara tidak langsung tertuju kepada Allah yang telah memilih mereka menjadi pemimpin bagi kita. Bukan manusia yang menjadi musuh kita tetapi Allah sendiri.
Ini mengandung konsekuensi yang sangat serius, karena akan ada implikasi yang akan ditanggung jika kita tidak bertobat dan meminta pengampunan.


Sebagai contoh makro misalnya banyak politikus atau yang mengaku dirinya sebagai pemimpin bukan mendukung pemerintah dalam segala upaya untuk membangun negeri ini. Tetapi yang mereka lakukan justru menghujat dan mengutuki pemerintah. Ingat lawan yang mereka hadapi adalah Allah. Satu per satu mereka akan dipermalukan dan menanggung kutuk yang mereka ucapkan.


Memang tidak mudah untuk tunduk jika keadaan tidak seperti yang diharapkan. Tetapi di sinilah iman dan kesetiaan kita kepada Allah diuji. Dalam situasi tersebut bisa jadi Allah beracara untuk semakin memurnikan melalui pribadi atau situasi yang dihadapi.


Jadi apa yang mesti kita lakukan?
1 Petrus 4:7-8 (TB)  Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.


Dalam perikop ayat tersebut diberi judul "Hidup Orang Kristen". Sudah seharusnya kita yang mengaku diri sebagai orang Kristen bisa menguasai diri dan menjadi tenang supaya bisa berdoa, terlebih memiliki kasih yang tanpa syarat.


Semoga renungan ini menjadikan kita semua semakin sadar bahwa kita membutuhkan pertolongan Tuhan untuk menguasai diri kita sehingga tidak terhanyut oleh emosi. Selamat beraktifitas, Tuhan memberkati. (Ps.BW)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages