Minggu, 20 Oktober 2024
Bacaan Alkitab Setahun: Markus 7-9
Markus 8:17 (TB) Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?
Yesus memperingatkan agar para murid waspada terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes. Maksud Yesus adalah pengajaran atau pengaruh negatif dari orang Farisi dan Herodes. Tetapi para murid menangkapnya dengan pengertian yang salah, pikir mereka karena mereka tidak membawa roti sehingga harus waspada dengan ragi roti orang Farisi dan Herodes.
Yesus berbicara tentang pengertian rohani tetapi para murid menangkapnya dengan pikiran duniawi. Maka Yesus mengingatkan mereka supaya tidak kuatir dengan roti jasmani karena Yesus telah membuat dua kali mujizat yaitu memberi makan roti kepada lima ribu orang sisa dua belas bakul dan empat ribu orang sisa tujuh bakul.
Pikiran dan hati para murid yang tidak memahami perkara rohani disebut Yesus sebagai degil. Kata “degil” berasal dari bahasa Yunani: poroo, artinya “tertutupi oleh sesuatu yang tebal, mengeras, tak kunjung paham”.
Degil sama artinya dengan tegar tengkuk, hati yang keras dan tidak mau menerima nasehat.
Markus 3:5 (TB) Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.
Yesus berdukacita karena kedegilan para murid. Ingat yang disebut degil dalam konteks ini bukan orang fasik atau jahat tetapi para murid, berarti adalah orang Kristen sendiri.
1. Bagaimana ciri-ciri orang degil? Mereka adalah orang-orang yang hatinya sudah begitu mengeras sedemikian rupa sehingga sulit menerima masukan atau pendapat dari orang lain. Mereka merasa prinsip merekalah yang benar sedang yang lain salah tanpa mau melihat dahulu duduk permasalahannya.
2. Orang-orang Farisi di zaman dahulu menjadi contoh nyata akan hal ini. Mereka memiliki keadaan hati yang keras seperti batu sehingga mendukakan hati Yesus. Mereka merasa sebagai orang-orang yang paling rohani, paling suci, paling tahu segalanya, paling hebat, paling benar dan kesombongan ini membuat hati mereka mengeras. Mereka rajin menghakimi orang lain tetapi tidak pernah introspeksi terhadap diri sendiri.
3. Hati orang Farisi sudah mengeras terhadap kebutuhan orang sakit yang perlu pertolongan. Mereka lebih mementingkan tata cara, formalitas atau tradisi ketimbang mengasihi orang lain. Ketika Tuhan Yesus menyatakan pertolongan-Nya kepada orang sakit lumpuh maka mulailah mereka mengkritik tindakan Yesus.
Kedegilan orang Farisi dapat kita temukan masa kini dalam berbagai bentuknya. Atau malah jangan-jangan kita juga pernah, sempat atau tanpa sadar masih melakukan hal seperti itu. Ada banyak orang percaya yang terperangkap dalam sikap yang sama seperti yang dilakukan orang-orang Farisi pada masa itu. Mereka cenderung merasa diri paling benar dan berhak untuk menghakimi orang lain, mereka ingin terlihat sangat alim di mata orang lain padahal perbuatan mereka sangatlah bertolak belakang, mereka berpusat pada kepentingan diri sendiri dan tidak tertarik untuk memikirkan nasib orang lain.
4. Jika kita biarkan hati kita membatu seperti ini, maka kita pun bisa menjadi mangsa dari kesalahan serupa seperti orang-orang Farisi tersebut. Kita terlalu asyik dalam melakukan dan mengucapkan hal-hal yang “benar” sehingga kita membiarkan kehangatan kasih Tuhan yang lembut dalam hati kita berubah menjadi dingin dan keras. Kita kemudian menjadi tidak lagi peka, dan itu sesungguhnya sangatlah berbahaya. Perhatikan reaksi Yesus terhadap sikap seperti ini. “Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka..” (Markus 3:5). Ya, itu mendukakan Yesus. Itu membuat-Nya kecewa.
5. Bagaimana mungkin kita bisa menyaksikan gerakan Tuhan yang luar biasa di antara kita kalau kita menjadi orang degil? Tuhan rindu untuk
mencurahkan Roh-Nya dalam kuasa dan kelimpahan melalui kita, gereja-Nya. Dia terus ingin agar kita dipenuhi dengan kasih dan kuasa-Nya dalam menjangkau orang yang belum kenal Tuhan Yesus.
Agar Tuhan dan kuasa-Nya bekerja dengan leluasa maka kita harus terlebih dahulu membuang jauh-jauh kedegilan dan kekerasan hati seperti yang menguasai diri para orang Farisi.
6. Hari ini juga, apabila kita menginginkan pembaharuan urapan Roh Kudus dan kuat kuasa-Nya dalam dalam hidup kita dan gereja kita, kita harus memeriksa kembali keadaan hati kita masing-masing. Jika kita menemukan ada bagian-bagian yang keras atau kedegilan dalam hati kita, bertobatlah. Tanpa pertobatan dari kedegilan kita tidak akan bisa mencapai apa-apa dan hanya akan mendukakan Kristus dan mengecewakan-Nya. Bagaimana keadaan hati kita hari ini? Periksalah dengan baik sekarang juga dan jangan tunda lagi.
Selamat hari Minggu, selamat beribadah. Tuhan Yesus memberkati. (PBW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar