Rabu, 23 Oktober 2019
Bacaan Alkitab Setahun: Markus 13-16
Markus 15:19 (TB) Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya.
Sebuah ayat yang berisi ayat yang kontradiktif satu dengan yang lain. Benarkah?
Di ayat sebelumnya, serdadu-serdadu (prajurit) berkumpul, mereka mengenakan kain ungu pada Yesus, menaruh mahkota duri di kepala Yesus, dan memberi hormat kepada Yesus. Tetapi di ayat 19 mereka menyiksa Yesus ... memukul kepada Yesus dengan buluh dan menghina-Nya ... namun kemudian mereka berlutut menyembah-Nya. Berisi perbuatan-perbuatan yang saling berlawanan satu dengan yang lainnya.
Benarkah sikap mereka dalam memberi hormat dan menyembah Yesus tulus? Ataukah secara jasmani sikap mereka menyembah Yesus tetapi dalam hatinya menghina-Nya?
Di ayat sebelumnya, serdadu-serdadu (prajurit) berkumpul, mereka mengenakan kain ungu pada Yesus, menaruh mahkota duri di kepala Yesus, dan memberi hormat kepada Yesus. Tetapi di ayat 19 mereka menyiksa Yesus ... memukul kepada Yesus dengan buluh dan menghina-Nya ... namun kemudian mereka berlutut menyembah-Nya. Berisi perbuatan-perbuatan yang saling berlawanan satu dengan yang lainnya.
Benarkah sikap mereka dalam memberi hormat dan menyembah Yesus tulus? Ataukah secara jasmani sikap mereka menyembah Yesus tetapi dalam hatinya menghina-Nya?
Bila kita membaca perikop di ayat tersebut judulnya adalah "Yesus diolok-olokan", maka kita dapat menyimpulkan bahwa sikap para serdadu tersebut adalah munafik, yaitu menyembah Yesus bukan dengan tulus tetapi dengan tujuan mengolok-olok.
Sehingga dalam terjemahan FAYH, kata menyembah ditulis dengan tanda petik.
Sehingga dalam terjemahan FAYH, kata menyembah ditulis dengan tanda petik.
Markus 15:19 (FAYH) Lalu mereka memukul kepala Yesus dengan sebatang tongkat, meludahi Dia, dan berlutut di depan-Nya untuk "menyembah" Dia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, munafik memiliki arti berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama dan sebagainya, tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak; suka (selalu) mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya; bermuka dua.
Nah ... sekarang marilah kita melihat sikap hidup kita.
.... Apakah ada yang secara fisik beribadah tetapi bukan dengan tujuan untuk menyembah Tuhan melainkan untuk memuaskan diri, mencari berkat atau mencari pujian orang lain?
.... Apakah ada yang berbuat kebaikan bukan dengan motivasi yang tulus melainkan supaya menjadi terkenal dan dikagumi oleh orang lain?
.... Apakah ada yang berdoa, berpuasa, membaca Alkitab bukan dengan tujuan untuk bersekutu dengan Tuhan tetapi supaya diketahui oleh orang-orang sebagai orang yang saleh?
.... Apakah ada yang sikap fisiknya berdoa tetapi sesungguhnya hatinya tidak percaya?
.... Apakah ada yang secara fisik beribadah tetapi bukan dengan tujuan untuk menyembah Tuhan melainkan untuk memuaskan diri, mencari berkat atau mencari pujian orang lain?
.... Apakah ada yang berbuat kebaikan bukan dengan motivasi yang tulus melainkan supaya menjadi terkenal dan dikagumi oleh orang lain?
.... Apakah ada yang berdoa, berpuasa, membaca Alkitab bukan dengan tujuan untuk bersekutu dengan Tuhan tetapi supaya diketahui oleh orang-orang sebagai orang yang saleh?
.... Apakah ada yang sikap fisiknya berdoa tetapi sesungguhnya hatinya tidak percaya?
Dan masih banyak yang lain yang menjadi bahan perenungan apakah kita munafik, yaitu isi hati tidak sesuai dengan perkataan atau perbuatan.
Bertobatlah dari sikap yang munafik, sesuaikan hati dengan perkataan dan perbuatan kita, supaya semua ibadah dan pelayanan yang kita berikan berkenan kepada Tuhan. Selamat beraktifitas, Tuhan memberkati. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar