Hukum Kasih



Kamis, 17 Oktober 2019

Bacaan Alkitab Setahun: Matius 22-24

Matius 22:37-39 (TB)  Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Dalam Perjanjian Lama, Tuhan memberikan hukum Taurat berupa peraturan-peraturan dan hukuman yang diberikan kepada pelanggarnya. Sifat dari hukum Taurat cenderung agamawi sehingga essensi hubungan manusia dan Allah tidak dilandasi oleh kasih, melainkan oleh ketakutan dan kebiasaan. Ibarat suatu wadah tetapi tanpa isi.

Dalam Perjanjian Baru, Yesus datang untuk menyempurnakan hukum Taurat yaitu dengan memberikan hukum kasih. Hukum kasih bagaikan isi yang membuat wadah tersebut menjadi sempurna.

1. Hukum kasih lahir dari kasih sebagai dasar suatu hubungan.
Mengasihi Allah dan manusia bukan suatu kewajiban melainkan ekspresi kasih yang lahir dari hati. Hubungan yang didasarkan oleh kasih tidak menuntut dan menghukum, tetapi memberi dan mengampuni. Yesus telah memberikan teladan dalam kasih saat Ia mati di kayu salib untuk mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kita.

Yohanes 14:15 (TB)  "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

2. Hukum kasih bersifat holistik.
Dalam hukum kasih tertulis mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama, merupakan keseluruhan bagian dari hidup manusia. Dalam hukum Taurat cenderung  melakukan kewajiban kepada Tuhan sehingga mengabaikan kasih kepada sesama. Baik mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama, keduanya harus dilakukan dengan seimbang. Jika kita mengasihi Tuhan berarti juga harus mengasihi sesama, demikian pula sebaliknya.

1 Yohanes 4:20 (TB)  Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

3. Batas dari hukum kasih adalah totalitas.
Penggunaan kata mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan mengasihi sesama seperti diri sendiri menunjukkan totalitas. Totalitas artinya tidak ada batasnya dan tidak setengah-setengah.
Bahkan dalam totalitas ini, Yesus memberi teladan berkorban dengan memberikan nyawa-Nya untuk menebus dosa-dosa kita.

Yohanes 15:13 (TB)  Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Janganlah menjadi orang Kristen yang agamawi, hanya sekedar melakukan peraturan atau kewajiban agama. Tetapi jadilah kekasih Tuhan, yaitu pribadi yang mengasihi Tuhan segenap hati, jiwa dan akal budi serta mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Kiranya hukum kasih ini akan membawa hubungan yang semakin dalam dengan Tuhan dan sesama. Selamat beraktifitas, Tuhan memberkati. (Ps.BW)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages