Pemimpin Yang Memberontak

 



Selasa, 13 Pebruari 2024


Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 16-18


Bilangan 16:1-2 (TB)  Korah bin Yizhar bin Kehat bin Lewi, beserta Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, dan On bin Pelet, ketiganya orang Ruben, mengajak orang-orang

untuk memberontak melawan Musa, beserta dua ratus lima puluh orang Israel, pemimpin-pemimpin umat itu, yaitu orang-orang yang dipilih oleh rapat, semuanya orang-orang yang kenamaan.


Pemberontakan seringkali dimulai oleh para pemimpin yang tidak loyal atau tidak tunduk kepada otoritas di atasnya. Hal ini pernah dialami oleh Musa. Korah adalah pemimpin dari Suku Lewi yang mendapat tugas dalam pelayanan, beserta seluruh pengikutnya adalah orang-orang kenamaan. Mereka mengusik kepemimpinan Musa dan memberontak kepadanya.


Yesus berdoa bagi murid-murid-Nya agar mereka bersatu. Yesus tahu salah satu tantangan yang dihadapi dalam pelayanan adalah pemberontakan dan perpecahan. Pada umumnya yang menimbulkan perpecahan adalah para pemimpin yang tidak tunduk dan tidak loyal. 


Mengapa para pemimpin memberontak?


1. Tidak memiliki kerendahan hati.


Merasa bahwa mereka lebih mampu dan lebih benar dari pemimpin di atasnya. Tinggi hati atau kesombongan mendahului kehancuran. Mereka ingin mendapat pujian dari pekerjaan dan pelayanan mereka. Ketika yang dipuji adalah pemimpin mereka, maka timbullah iri hati, kecewa, marah akhirnya mulailah timbul pemberontakan.


Amsal 18:12 (TB)  Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan. 


2. Memiliki pengikut (massa)


Para pemimpin yang memberontak pada umumnya memiliki pengikut, bahkan sangat banyak sehingga merasa dirinya kuat. Korah sebagai pemimpin suku Lewi memiliki banyak pengikut yaitu pelayan Tuhan. Bahkan mereka adalah orang-orang terkenal, jumlah mereka 250 orang. Sifat pemberontakan adalah menular. Pada akhirnya semua orang yang binasa karena pemberontakan Korah adalah 14.700 orang.


Bilangan 16:49 (TB)  Dan mereka yang mati kena tulah itu ada empat belas ribu tujuh ratus orang banyaknya, belum terhitung orang-orang yang mati karena perkara Korah.


Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah di atas?

1. Milikilah kerendahan hati dan penundukan diri kepada pemimpin yang Tuhan tempatkan di atas kita.

2. Jangan merasa mampu karena banyaknya orang yang menjadi pengikut. Mereka juga akan menanggung akibat keputusan yang salah.

3. Mari kita menjawab doa Tuhan Yesus dengan cara tetap menjaga kesatuan dalam persekutuan. Tuhan menghendaki kesatuan, bukan perpecahan apalagi pemberontakan.


Kiranya renungan ini menjadi berkat. Jadilah pemimpin dan pelayan yang setia dan rendah hati. Tuhan Yesus memberkati. (PBW)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages