Hidup Dalam Penyerahan Diri

 


Rabu, 30 Juni 2021


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 131-135


Mazmur 131:1 (TB)  Nyanyian ziarah Daud. TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.


Kekecewaan dan kemarahan bisa timbul apabila apa yang kita lihat dan alami tidak seperti yang kita inginkan. Di situlah seringkali seseorang bertindak aneh, seperti kanak-kanak bahkan melakukan tindakan yang tidak terpuji.


Hidup dalam penyerahan diri artinya menerima dan mengucap syukur atas segala sesuatu yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita. Terkadang memang menyakitkan tetapi dengan penyerahan diri maka hati kita tidak akan marah dan terluka.


Ada 2 hal yang menjadi pesan Tuhan agar kita dapat hidup dalam penyerahan diri, yaitu:


1. Tidak tinggi hati.


"TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong."


Tinggi hati adalah sebuah sikap yang memandang pendapat atau keadaan diri sendiri yang paling benar dan paling hebat. Sikap tinggi hati memandang kesalahan orang lain tanpa instrospeksi diri sendiri. Tinggi hati dimanifestasikan menjadi sombong berupa pandangan mata, tutur hati dan perilaku.


Agar dapat hidup dalam penyerahan diri, jauhi sikap tinggi hati. Sebaliknya kenakanlah kerendahan hati, yaitu menyadari bahwa diri kita penuh kelemahan. Ini akan membawa kita semakin memperbaiki diri dan menghargai orang lain.


2. Tidak ambisius.


"aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku."


Memiliki ambisi atau keinginan yang kuat adalah baik jika bersifat positif. Tetapi ambisius adalah keinginan yang berlebihan, menggebu-gebu bahkan memaksakan diri. Kita harus bisa membedakan antara ambisius dengan iman. Ambisius berasal dari keinginan diri sendiri sedangkan iman berasal dari Tuhan, yaitu percaya kepada kehendak Tuhan.


Sesorang yang terlalu ambisius bila tidak tercapai keinginannya akan kehilangan damai sejahtera, yaitu panas hati (amarah yang disimpan), kemarahan yang diungkapkan, perkataan yang kotor atau negatif, sikap tidak mau tunduk, memberontak, kecewa, kepahitan, depresi dan putus asa.


Bijaksanalah dalam mengelola keinginan diri. Selaraskan dengan kehendak Tuhan agar tidak menjadi terlalu ambisius. Hiduplah dalam penyerahan diri kepada Tuhan. Bila tercapai keinginan kita, akan semakin mengucap syukur. Bila tidak tercapai keinginan kita akan tetap mengucap syukur dan berserah kepada Tuhan.


Filipi 4:7 (TB)  Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.


Selamat beraktifitas, Tuhan memberkati. (Ps.BW)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages