Senin, 16 Maret 2020
Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 19-21
Hakim-hakim 20:14 (TB) Sebaliknya, bani Benyamin dari kota-kota lain berkumpul di Gibea untuk maju berperang melawan orang Israel.
Suku Benyamin dikenal sebagai suku yang paling kecil jumlahnya di antaranya bangsa Israel. Di samping terlahir dari anak yang paling bungsu, rupanya mereka mengalami pengalaman yang kelam yaitu perang saudara. Kita akan mempelajari mengapa perang saudara tersebut bisa terjadi.
1. Dimulai dari orang-orang dursila.
Bisa disebut orang-orang dursila ini adalah pembuat gara-gara. Mereka memperkosa gundik orang Lewi (salah satu suku Israel) sampai mati.
Hakim-hakim 19:22 (TB) Tetapi sementara mereka menggembirakan hatinya, datanglah orang-orang kota itu, orang-orang dursila, mengepung rumah itu. Mereka menggedor-gedor pintu sambil berkata kepada orang tua, pemilik rumah itu: "Bawalah ke luar orang yang datang ke rumahmu itu, supaya kami pakai dia."
Hakim-hakim 19:25 (TB) Tetapi orang-orang itu tidak mau mendengarkan perkataannya. Lalu orang Lewi itu menangkap gundiknya dan membawanya kepada mereka ke luar, kemudian mereka bersetubuh dengan perempuan itu dan semalam-malaman itu mereka mempermainkannya, sampai pagi. Barulah pada waktu fajar menyingsing mereka melepaskan perempuan itu.
2. Provokasi dari orang Lewi.
Rupanya orang Lewi, suami dari gundik yang mati tersebut memendam kebencian yang sangat dan berniat membalas dendam. Ia melakukan mutilasi terhadap mayat gundiknya dan mengirimkan kepada semua suku Israel yang lain.
Hakim-hakim 19:29-30 (TB) Sesampai di rumah, diambilnyalah pisau, dipegangnyalah mayat gundiknya, dipotong-potongnya menurut tulang-tulangnya menjadi dua belas potongan, lalu dikirimnya ke seluruh daerah orang Israel.
Dan setiap orang yang melihatnya, berkata: "Hal yang demikian belum pernah terjadi dan belum pernah terlihat, sejak orang Israel berangkat keluar dari tanah Mesir sampai sekarang. Perhatikanlah itu, pertimbangkanlah, lalu berbicaralah!"
Dan setiap orang yang melihatnya, berkata: "Hal yang demikian belum pernah terjadi dan belum pernah terlihat, sejak orang Israel berangkat keluar dari tanah Mesir sampai sekarang. Perhatikanlah itu, pertimbangkanlah, lalu berbicaralah!"
3. Solidaritas yang salah.
Sebenarnya semua suku Israel hanya meminta suku Benyamin untuk menyerahkan orang dursila tersebut supaya dihukum menurut peraturan yang berlaku di antara orang Israel. Tetapi mereka menggalang solidaritas yang salah dan tidak mau mendengarkan bangsa Israel. Suku Benyamin justru menggerakkan seluruh pasukannya melawan gabungan suku Israel.
Hakim-hakim 20:13-14 (TB) Maka sekarang, serahkanlah orang-orang itu, yakni orang-orang dursila yang di Gibea itu, supaya kami menghukum mati mereka dan dengan demikian menghapuskan yang jahat itu dari antara orang Israel." Tetapi bani Benyamin tidak mau mendengarkan perkataan saudara-saudaranya, orang Israel itu.
Sebaliknya, bani Benyamin dari kota-kota lain berkumpul di Gibea untuk maju berperang melawan orang Israel.
Sebaliknya, bani Benyamin dari kota-kota lain berkumpul di Gibea untuk maju berperang melawan orang Israel.
Peperangan besar tidak bisa dihindari, berjatuhan korban di kedua belah pihak. Namun karena jumlah orang di suku Benyamin yang sedikit, dan jumlah yang terbunuh di antara mereka sangat banyak, maka mereka hampir mengalami kepunahan.
Hakim-hakim 20:35 (TB) TUHAN membuat suku Benyamin terpukul kalah oleh orang Israel, dan pada hari itu orang-orang Israel memusnahkan dari antara suku Benyamin dua puluh lima ribu seratus orang, semuanya orang-orang yang bersenjatakan pedang.
Hakim-hakim 20:46-48 (TB) Maka yang tewas dari suku Benyamin pada hari itu seluruhnya berjumlah dua puluh lima ribu orang yang bersenjatakan pedang, semuanya orang-orang gagah perkasa.
Tetapi enam ratus orang berpaling lari ke padang gurun, ke bukit batu Rimon, dan tinggal empat bulan lamanya di bukit batu itu.
Tetapi orang-orang Israel kembali kepada bani Benyamin dan memukul mereka dengan mata pedang, baik manusia baik hewan dan segala sesuatu yang terdapat di sana. Juga segala kota yang terdapat di sana mereka musnahkan dengan api.
Tetapi enam ratus orang berpaling lari ke padang gurun, ke bukit batu Rimon, dan tinggal empat bulan lamanya di bukit batu itu.
Tetapi orang-orang Israel kembali kepada bani Benyamin dan memukul mereka dengan mata pedang, baik manusia baik hewan dan segala sesuatu yang terdapat di sana. Juga segala kota yang terdapat di sana mereka musnahkan dengan api.
Mempelajari kisah perang saudara tersebut, sungguh amat tragis. Sebuah suku bisa hampir punah oleh kesalahan-kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari. Apa saja yang bisa dilakukan supaya tidak terjadi perang saudara?
1. Hidup dalam kebenaran sehingga tidak ada orang-orang dursila.
2. Tidak melakukan provokasi (memancing konflik/peperangan).
3. Hindari solidaritas yang salah. Orang yang salah tidak perlu dibela dengan mengorbankan seluruh suku Benyamin.
1. Hidup dalam kebenaran sehingga tidak ada orang-orang dursila.
2. Tidak melakukan provokasi (memancing konflik/peperangan).
3. Hindari solidaritas yang salah. Orang yang salah tidak perlu dibela dengan mengorbankan seluruh suku Benyamin.
Biarlah kisah tersebut dapat kita ambil hikmatnya supaya di antara keluarga dan saudara kita tidak terjadi konflik atau perang saudara. Selamat beraktifitas, senantiasa dalam berkat dan perlindungan Tuhan. Greater Blessing. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar