Minggu, 2 Pebruari 2020
Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 10-12
Imamat 10:3 (TB) Berkatalah Musa kepada Harun: "Inilah yang difirmankan TUHAN: Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku, dan di muka seluruh bangsa itu akan Kuperlihatkan kemuliaan-Ku." Dan Harun berdiam diri.
Kedua anak Harun yaitu Nadab dan Abihu mati secara mendadak di hadapan Tuhan sebab mereka mempersembahkan api asing yang tidak diperintahkan-Nya kepada mereka (Imamat 10:2). Setelah Musa mengingatkan Harun tentang kekudusan Tuhan, maka Harun hanya berdiam diri. Dalam terjemahan FAYH ditulis "Harun terdiam; ia tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun".
Marilah kita mempelajari apakah artinya Harun berdiam diri?
Marilah kita mempelajari apakah artinya Harun berdiam diri?
1. Harun bersedih.
Sebagai seorang ayah yang kehilangan kedua anaknya secara tragis pastilah Harun bersedih. Seringkali kesedihan yang teramat sangat menyebabkan seseorang tidak dapat menangis atau mengungkapkan dengan kata-kata.
Sebagai seorang ayah yang kehilangan kedua anaknya secara tragis pastilah Harun bersedih. Seringkali kesedihan yang teramat sangat menyebabkan seseorang tidak dapat menangis atau mengungkapkan dengan kata-kata.
2. Harun kaget (shock).
Sebelumnya mungkin Harun berpikir jika seseorang dekat atau karib dengan Tuhan akan menerima pengampunan atau dimaklumi kesalahannya. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, ketika anak-anak Harun berdosa dengan mempersembahkan api asing justru menerima hukuman langsung yaitu mati secara tiba-tiba di hadapan Allah.
Sebelumnya mungkin Harun berpikir jika seseorang dekat atau karib dengan Tuhan akan menerima pengampunan atau dimaklumi kesalahannya. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, ketika anak-anak Harun berdosa dengan mempersembahkan api asing justru menerima hukuman langsung yaitu mati secara tiba-tiba di hadapan Allah.
3. Harun mengevaluasi diri.
Mengalami peristiwa kedua anaknya mati Harun baru bisa memahami arti kekudusan Allah, tidak bisa dibuat main-main. Dengan berdiam diri, ia mengevaluasi dirinya yang juga bertugas sebagai imam di hadapan Allah, agar tidak mengulangi kesalahan yang diperbuat anak-anaknya.
Mengalami peristiwa kedua anaknya mati Harun baru bisa memahami arti kekudusan Allah, tidak bisa dibuat main-main. Dengan berdiam diri, ia mengevaluasi dirinya yang juga bertugas sebagai imam di hadapan Allah, agar tidak mengulangi kesalahan yang diperbuat anak-anaknya.
4. Harun tunduk di bawah otoritas Tuhan.
Seorang yang tunduk di bawah otoritas, tidak perlu lagi mencari alasan atau bertanya tentang sesuatu yang terjadi. Yang dilakukan hanya berdiam, taat di bawah perintah dan otoritas Tuhan.
Seorang yang tunduk di bawah otoritas, tidak perlu lagi mencari alasan atau bertanya tentang sesuatu yang terjadi. Yang dilakukan hanya berdiam, taat di bawah perintah dan otoritas Tuhan.
Jika kita dalam posisi Harun, apakah yang akan kita lakukan? Sebagian orang mungkin akan marah, kecewa, kepahitan dan bertanya mengapa Tuhan itu kejam dan tidak adil. Tetapi marilah kita meneladani sikap Harun yaitu berdiam diri, bisa saja akibat dari kesedihan atau kaget terhadap peristiwa yang terjadi. Tetapi sikap berdiam Harun menandakan bahwa ia mengevaluasi diri dan tunduk di bawah otoritas Tuhan. Selamat hari Minggu, selamat beribadah dan Tuhan memberkati. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar