Pengadilan Yang Adil



Selasa, 25 Pebruari 2020

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 16-18

Ulangan 16:19 (TB)  Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar.

Neraca atau timbangan yang seimbang adalah lambang dari kejaksaan sebagai salah satu institusi lembaga peradilan. Hal ini rupanya telah diatur oleh firman Tuhan. Akan tetapi, sayang sekali sampai hari ini kita masih mendengar kasus hukum yang masih bisa diperjualbelikan maupun suap kepada para penegak hukum sehingga pelaku kejahatan tidak dihukum sebaliknya orang-orang benar yang dihukum karena suatu konspirasi. Sehingga kita sering mendengar istilah hukum tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas. Para pelaku mega korupsi atau otak pelanggaran HAM masih bebas berkeliaran, sedangkan pencuri pisang, kayu bakar atau buah kakao karena ketidaktahuan (ketidaksengajaan) harus mendekam di penjara.

Berikut tiga nasehat yang diberikan oleh firman Tuhan kepada para penegak hukum.

1. Jangan memutarbalikkan keadilan.
Di sini artinya orang jahat bisa bebas dari hukuman sedangkan orang benar bisa dipersalahkan. Sampai saat ini banyak kasus-kasus besar belum bisa terungkap siapa dalang yang sebenarnya. Sedangkan orang yang hanya ikut-ikutan atau tidak tahu skenarionya sudah menjalani hukuman. Kaki tangan sudah dihukum tetapi otak kejahatan berlindung di bawah kekuatan uang atau kekuasaan.

2. Jangan memandang bulu.
Di sini artinya membeda-bedakan antara orang kaya dan miskin, pejabat dan rakyat, orang pintar dan bodoh. Kita patut apresiasi untuk para pengacara "probono" yang memberikan pendampingan hukum secara gratis kepada orang yang tidak mampu. Kiranya mereka menerima upah dari Tuhan atas segala jerih lelah mereka.

3. Jangan menerima suap.
Suap atau gratifikasi biasanya diberikan kepada orang yang berperkara supaya bisa bebas atau mendapatkan keringanan hukuman.
Suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar.

Baik hakim, jaksa maupun pengacara sudah seharusnya menghindari ketiga hal tersebut. Demikian pula polisi maupun KPK. Berjuang menegakkan keadilan merupakan perjuangan melawan arus. Akan tetapi Tuhan menyertai orang-orang yang memperjuangkan tegaknya keadilan. Sekalipun secara materi terbatas tetapi damai sejahtera, berkat lahir batin akan Tuhan karuniakan kepada mereka.

Bagaimana dengan kita yang bukan berasal dari penegak hukum, apa yang seharusnya kita lakukan? Jangan menyuap! Jika harus berperkara di depan pengadilan, kita hanya membayar jasa pengacara sesuai kemampuan dan kesepakatan. Jangan menyuap hakim atau jaksa demi meringankan, membebaskan dari hukuman atau memasukkan orang benar ke dalam penjara. Setiap hukuman dijatuhkan supaya orang yang bersalah menjadi jera dan belajar dari kesalahannya. Selamat beraktifitas, Tuhan memberkati. (Ps.BW)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages