Minggu, 27 Agustus 2017
Roma 12:2 (TB) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Pemerintah yang dipimpin Presiden Joko Widodo saat ini sedang gencar membumikan Gerakan Revolusi Mental. Disadari bahwa berbagai kejahatan yang terjadi di negeri ini, korupsi, narkoba, perpecahan, ujaran kebencian dan sebagainya dikarenakan sikap dan kualitas mental yang rendah. Oleh sebab itu diperlukan penguatan nilai keagamaan dan moral Pancasila dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa.
Dalam kamus KBBI, mental berarti bersangkutan dengan batin dan watak. Dalam kamus Wikipedia, revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Dalam hal ini pokok kehidupan yang sedang diubahkan adalah sikap mental rakyat Indonesia. Perlu dikampanyekan, disosialisasikan, digerakkan secara masif agar revolusi mental menjadi lebih cepat sebab kita sedang berlomba dengan kejahatan yang semakin merajalela. Perubahan yang diperlukan dari mental pecundang menjadi mental pemenang, dari mental pengkhianat menjadi mental pahlawan, dari mental pencuri menjadi mental pembangun.
Secara rohani, Alkitab membahasakan revolusi mental dengan pembaharuan akal budi.
Pesan-pesan yang terkandung dalam Roma 12:2 adalah,
1. Jangan serupa dengan dunia ini.
Artinya jangan mengikuti prinsip hidup, sikap mental, kebiasaan dan gaya hidup orang-orang duniawi. Kita harus tampil beda, hidup dalam kekudusan dan kebenaran. Kita harus menjadi teladan baik dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Berubahlah oleh pembaharuan akal budi.
Alkitab bahasa Yunani menggunakan istilah metanoia, yang artinya seperti metaformosa yaitu perubahan bentuk secara bertahap. Pembaharuan akal budi tidak dapat terjadi secara instan, tetapi sebuah proses yang terjadi secara terus-menerus. Bagaimana caranya? Dengan firman Tuhan yang kita baca, dengarkan, renungkan dan lakukan akan mengubahkan kehidupan kita. Firman Tuhan menyadarkan kita akan dosa dan membersihkan nilai-nilai duniawi yang ada dalam kehidupan kita.
3. Memiliki Hikmat Sorgawi.
Setelah terjadi perubahan akal budi, maka kita akan memiliki hikmat untuk membedakan. Kita perlahan-lahan dikembalikan kepada citra manusia sebelum jatuh ke dalam dosa, yaitu bisa memilih yang baik dan menjauhi yang jahat. Kita akan memiliki hikmat Sorgawi untuk membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Sebagai bangsa Indonesia kita harus turut terlibat dalam Gerakan Revolusi Mental. Bagian kita adalah adalah jangan hidup seperti dunia ini, mengalami pembaharuan akal budi sehingga memiliki hikmat untuk membedakan dan memilih sesuai dengan kehendak Allah. Selamat beribadah dan melayani Tuhan. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar