Rabu, 22 September 2021
Bacaan Alkitab Setahun: Yoel 1-3
Yoel 2:13 (TB) Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.
Pada zaman dahulu salah satu tanda orang berkabung atau menyesal adalah mengoyakkan pakaiannya. Tetapi tidak semua orang yang mengoyakkan pakaiannya berarti bertobat. Ada yang mengoyakkan pakaiannya secara lahiriah tetapi tidak sungguh-sungguh bertobat. Sebab pertobatan sesungguhnya dimulai dari dalam hati. Oleh sebab itu firman Tuhan berkata, "Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu."
Apa artinya mengoyakkan hati?
1. Penyesalan dari dalam hati.
Penyesalan dan bertobatan yang benar bukan berasal dari faktor luar, melainkan dari dalam hati. Yaitu kesadaran diri sebagai pribadi yang berdosa serta penyesalan sungguh-sungguh dari dalam hati. Bila penyesalan dimulai dari hati maka akan menghasilkan pertobatan yang benar, tidak pura-pura dan tidak munafik.
2. Merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Keadaan hati bisa menjadi ukuran apakah seseorang rendah hati atau sombong di hadapan Tuhan. Kesombongan bukan hanya berarti memamerkan kekayaan serta kemampuan tetapi berupa hati yang keras yang menolak teguran atau peringatan dari Tuhan serta sikap yang tidak membutuhkan Tuhan. Mengoyakkan hati berarti menghancurkan segala ego pribadi dan mengakui kebesaran dan otoritas Tuhan dalam kehidupannya.
3. Pertobatan yang sungguh-sungguh.
Ada pertobatan yang sungguh-sungguh dan ada pertobatan yang pura-pura. Hati yang hancur karena penyesalan akan dosa menghasilkan pertobatan yang sungguh-sungguh. Pertobatan yang sungguh-sungguh berarti meninggalkan perbuatan dosa secara permanen dan tidak jatuh bangun dalam perbuatan dosa. Bagi Tuhan lebih berkenan daripada persembahan.
Mazmur 51:19 (TB) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Marilah kita belajar mengoyakkan hati bukan mengoyakkan pakaian yaitu pertobatan yang sungguh-sungguh berasal dari hati, bukan pura-pura atau pencitraan. Haleluya, Tuhan memberkati. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar