Minggu, 16 September 2018
Bacaan Alkitab Setahun: Daniel 7-9
Daniel 9:3 (TB) Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu.
Secara rohani Daniel adalah orang yang takut akan Tuhan, seorang ahli kitab Taurat bahkan sangat disiplin dalam menjalankan ibadah kepada Tuhan. Tetapi ketika ia berdoa syafaat, ia mengambil sikap mewakili umat Tuhan yang berdosa, ia menyatakan penyesalan dan pertobatan atas apa yang mereka lakukan.
Dalam Daniel 9:3, kita bisa meneladani sikap doa Daniel yang rendah hati.
Ada 4 sikap doa syafaat Daniel:
1. Fokus kepada Tuhan Daniel, seorang buangan dari Yehuda telah menjadi penguasa atas wilayah Babel. Tentu ia sangat sibuk, tetapi ketika ia berdoa syafaat, ia fokus kepada Tuhan. Sejenak ia menanggalkan kesibukannya demi berfokus dalam doa. Maukah Anda menjauhkan diri dari segala hal yang dapat mengganggu doa Anda?
2. Berdoa dan bermohon Istilah yang dipakai Daniel adalah "berdoa" dan "bermohon" adalah seorang yang "rendah" memohon kepada Tuhan yang "Maha Tinggi". Daniel menyerahkan doa-doanya kepada keputusan dan kehendak Tuhan, tidak memaksakan isi doanya kepada Tuhan. Tuhan yang berdaulat atas doa-doa kita, maukah kita mempercayakan doa kita dan menerima bahwa jawaban Tuhan adalah yang terbaik atas doa-doa kita?
3. Berpuasa Berpuasa menunjukkan sikap doa Daniel yang menahan keinginan daging. Ia tidak makan dan minum dalam jangka tertentu agar dapat menguasai keinginan daging dan tetap berfokus dalam doa. Meskipun tidak setiap doa kita disertai puasa, tetapi ada baiknya dalam doa-doa tertentu disertai dengan puasa supaya kita dapat mengerti kehendak Tuhan.
4. Mengenakan kain kabung serta abu. Sikap ini menunjukkan kerendahan hati, pertobatan dan penyesalan. Ingatlah sesungguhnga bukan Daniel yang berdosa, tetapi karena doa syafaat bagi bangsanya ia rela merendahkan diri. Pakaian yang bagus digantikan kain kabung (semacam bahan karung). Biasanya ia duduk di kursi kekuasaannya, tetapi demi doa syafaatnya ia rela duduk di atas abu yang kotor sebagai alas doanya.
Ada yang berkata bahwa Tuhan bukan melihat sikap doa tetapi melihat hati. Misalnya nggak masalah doa sambil tidur, sambil menyetir mobil atau naik motor. Ya, itu tidak salah tapi juga tidak sepenuhnya benar. Ada waktu-waktu tertentu, terutama ketika kita mengambil sikap untuk berdoa syafaat mewakili orang lain, gereja atau bangsa di hadapan Tuhan, sikap merendahkan diri menunjukkan betapa seriusnya doa syafaat kita.
Daniel 9:18 (TB) Ya Allahku, arahkanlah telinga-Mu dan dengarlah, bukalah mata-Mu dan lihatlah kebinasaan kami dan kota yang disebut dengan nama-Mu, sebab kami menyampaikan doa permohonan kami ke hadapan-Mu bukan berdasarkan jasa-jasa kami, tetapi berdasarkan kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah.
Sikap dalam doa syafaat seharusnya bukan berdasarkan jasa-jasanya, tetapi berdasarkan kasih sayang Tuhan yang berlimpah-limpah. Belajarlah menjadi seorang pendoa syafaat, Anda akan dipakai Tuhan menjadi jembatan doa bagi jiwa-jiwa yang terhilang. Tuhan memberkati. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar