Rabu, 5 September 2018
Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 19-21
Yehezkiel 20:19-20 (TB) Akulah TUHAN, Allahmu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan lakukanlah peraturan-peraturan-Ku dengan setia,
kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku, sehingga itu menjadi peringatan di antara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.
Sejarah Israel selalu mengalami pasang surut. Ada kalanya mereka meninggalkan Tuhan dan beribadah kepada berhala-berhala. Namun ada kalanya mereka bertobat dan kembali beribadah kepada Tuhan. Berulangkali Tuhan mengingatkan mereka agar hidup menurut ketetapan dan peraturan Tuhan dengan setia.
Salah satu kelemahan manusia adalah mudah berubah setia. Seperti bangsa Israel, ketika dalam kesulitan mereka beribadah kepada berhala-berhala dan meninggalkan Tuhan. Demikian juga dalam keadaan aman pun mereka juga terpengaruh oleh illah bangsa-bangsa lain. Mereka menginginkan illah yang bisa dilihat dan diraba sehingga mereka membuat patung-patung sesembahan. Sangat sulit bagi mereka untuk menyembah Tuhan yang berwujud Roh yang tak terlihat.
Tuhan memahami kelemahan manusia, oleh sebab itu Ia menetapkan hari Sabat yaitu waktu berhenti dari segala aktifitas supaya manusia bisa fokus dan beribadah kepada Tuhan. Tujuan Tuhan menetapkan hari Sabat supaya menjadi peringatan antara Tuhan dan umat-Nya.
1. Mengingatkan Tuhan akan janji-Nya untuk menyertai dan memberkati umat-Nya.
Dalam ibadah setiap Minggu kita menerima berkat dan janji-janji Tuhan.
2. Mengingatkan umat-Nya bahwa Tuhan adalah sumber kehidupan.
Setiap Minggu kita diingatkan untuk datang kepada Tuhan sebagai sumber pertolongan dan kehidupan kita.
3. Menguduskan hari Sabat artinya menghormati Tuhan sebagai pemilik waktu.
Tuhan memberikan kepada kita 24 jam setiap hari dan 7 hari dalam seminggu. Maukah kita memberikan beberapa jam saja di hari Minggu untuk bersekutu bersama Tuhan dan Tubuh Kristus?
4. Ibadah di hari Minggu seperti apel siaga bagi prajurit.
Setiap prajurit di lingkungan ketentaraan selalu diwajibkan mengikuti apel siaga. Ini berbicara tentang kedisiplinan, penundukan diri dan mendengar suara serta arahan komandan. Di ibadah Minggu kita menerima pesan Tuhan sebagai komandan dalam hidup kita.
Bagi sebagian orang ibadah di hari Minggu sudah merupakan kebiasaan dan sedih bila tidak bisa beribadah. Namun bagi sebagian lagi merasa "tidak berdosa" bila tidak beribadah. Untuk rekreasi, acara keluarga, kesibukan bahkan rasa malas bisa dimaklumi bila tidak datang beribadah. Tetapi renungkanlah dari sejak semula Tuhan memberikan Hukum Taurat, Ia sudah mengingatkan kita untuk menguduskan hari Sabat. Hari Sabat adalah hari perhentian, bagi bangsa Israel jatuh pada hari Sabtu, tetapi bagi gereja saat ini jatuh pada hari Minggu. Itulah sebabnya secara internasional hari Minggu adalah hari libur. Enam hari lamanya untuk bekerja, Ia mau ada perhentian di hari ketujuh untuk beribadah kepada Tuhan. Haleluya. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar