Sabtu, 11 April 2020
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja 19-22
1 Raja-raja 19:12-13 (TB) Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.
Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"
Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"
Salah satu penghalang mendengar suara Tuhan adalah kesibukan atau hiruk pikuk urusan manusia.
1 Raja-raja 19:11 (TB) Lalu firman-Nya: "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!" Maka TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu.
Dalam angin yang besar dan kuat, tidak ada Tuhan dalam angin itu. Dalam gempa yang dahsyat yang dahsyat tidak ada Tuhan dalam gempa itu. Sesudah itu datanglah api tetapi tidak ada Tuhan dalam api itu. Seringkali kita terjebak dalam rutinitas dengan segala manifestasi dan hiruk pikuknya sehingga jarang mendengar suara Tuhan secara pribadi.
Pandemi Covid-19 telah mengkondisikan kita lebih banyak beraktifitas di rumah, bekerja dari rumah, belajar dari rumah, beribadah dari rumah, tidak keluar rumah jika bukan sangat penting dan mendesak. Sesungguhnya apa kehendak Tuhan dalam perkara ini?
Marilah kita menyadari dalam keheningan, kesunyian dan kesepian Tuhan mau berbicara. Kita "dipaksa" mengundurkan diri dari hiruk-pikuk dunia supaya kita lebih banyak mendengar suara Tuhan.
Marilah kita menyadari dalam keheningan, kesunyian dan kesepian Tuhan mau berbicara. Kita "dipaksa" mengundurkan diri dari hiruk-pikuk dunia supaya kita lebih banyak mendengar suara Tuhan.
Setelah datangnya api disusul dengan angin sepoi-sepoi basa, maka datanglah suara Tuhan. Dalam keheningan, kita bersaat teduh. Dengarkanlah suara Tuhan bagi kita. Apakah kehendak-Nya bagi kita? Jangan sia-siakan keheningan hanya untuk tidur dan bermalas-malasan, tetapi inilah waktunya bersekutu dengan Tuhan secara pribadi. Lebih fokus dalam membaca Alkitab sehingga kita mendapatkan rhema atau pesan Tuhan. Lebih khusuk dalam berdoa sehingga kita menikmati bertemu muka dengan Tuhan. Biarlah segala urusan kita yang lain berada di tangan Tuhan, lakukanlah bagian kita untuk bersekutu dan mendengar suara-Nya. Tuhan memberkati. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar