Rabu, 28 Maret 2018
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 28-31
1 Samuel 30:6 (TB) Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.
Bangsa Amalek telah menyerbu Tanah Negeb dan Ziklag di wilayah Israel di mana keluarga Daud tinggal. Kota Ziklag telah dibakar dan semua istri dan anak-anak telah ditawan. Bahkan juga kedua istri Daud ditawan. Mereka semua menangis dengan nyaring.
Daud dalam keadaan terjepit, bukan saja oleh musuh yang telah membakar kotanya tetapi juga oleh rakyatnya sendiri. Mereka hendak melempari Daud dengan batu sebab seluruh rakyat itu telah pedih hatinya karena kehilangan keluarganya.
Di sinilah kita mendapatkan sikap Daud sebagai pemimpin yang bijaksana. Daud tidak marah dan menghakimi rakyatnya. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya. Tanggung jawab dimulai dari diri sendiri.
Apa yang Daud lakukan?
1. Bertanya kepada Tuhan, apakah harus mengejar gerombolan Amalek. Dan Tuhan jawab "ya". Di sini membuktikan bahwa Daud adalah seorang pemimpin yang mengandalkan Tuhan. Sebelum bertindak selalu bertanya kepada Tuhan.
2. Daud mengejar gerombolan Amalek.
Daud melanjutkan pengejaran bersama 400 tentara, sementara yang 200 memilih berhenti. Kekuatan Daud tidak terletak pada banyaknya tentara tetapi pada Tuhan. Daud tidak menyalahkan orang-orang yang tidak mau maju berperang.
Daud melanjutkan pengejaran bersama 400 tentara, sementara yang 200 memilih berhenti. Kekuatan Daud tidak terletak pada banyaknya tentara tetapi pada Tuhan. Daud tidak menyalahkan orang-orang yang tidak mau maju berperang.
3. Daud bersikap adil.
Ketika mereka mengalami kemenangan dan mendapatkan jarahan, para tentara tidak mau membagi jarahan kepada orang yang tidak berperang. Tetapi Daud bersikap adil yaitu membagi jarahan bagi kepada orang yang maju berperang maupun yang tinggal di kemah.
Ketika mereka mengalami kemenangan dan mendapatkan jarahan, para tentara tidak mau membagi jarahan kepada orang yang tidak berperang. Tetapi Daud bersikap adil yaitu membagi jarahan bagi kepada orang yang maju berperang maupun yang tinggal di kemah.
Ketika sedang menghadapi masalah, pemimpin yang bijaksana tidaklah frustasi, menyalahkan keadaan atau orang lain tetapi mengambil tanggung jawab bagi dirinya sendiri. Ia menguatkan imannya kepada Tuhan sebab Tuhanlah yang sanggup memberikan kemenangan.
Kita adalah pemimpin dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan atau masyarakat. Jadilah pemimpin yang bijaksana dan tetap kuat dalam segala keadaan. Tuhan memberkati. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar