Rujuk

 



Minggu, 18 September 2022


Bacaan Alkitab Setahun: Hosea 1-3


Hosea 2:6 (TB)  Dia akan mengejar para kekasihnya, tetapi tidak akan mencapai mereka; dia akan mencari mereka, tetapi tidak bertemu dengan mereka. Maka dia akan berkata: Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama, sebab waktu itu aku lebih berbahagia dari pada sekarang.


Kitab Hosea 2 berisi tentang pemulihan bangsa Israel. Bila sebelumnya mereka berzinah dengan ilah-ilah lain, setelah sadar mereka kembali kepada Tuhan. Oleh sebab itu dalam Hosea 2:2 digunakan kalimat yang menggambarkan mengejar kekasih. Setelah tidak mendapatkan kekasih yang diharapkan, akhirnya kembali kepada suaminya yang pertama, sebab waktu itu ia lebih berbahagia daripada keadaannya yang sekarang.


Secara umum rujuk adalah kembalinya suami dan istri dalam pernikahan setelah mereka berpisah (bercerai atau tanpa bercerai). Kemudian setelah itu mendapatkan pelayanan peneguhan pernikahan. Bila sebelumnya telah bercerai maka setelah peneguhan pernikahan, didaftarkan kembali pernikahan mereka secara resmi.


Apa yang menjadi pertimbangan ketika suami isteri memutuskan rujuk kembali?


1. Saling mengampuni satu dengan yang lain.


Ampunilah dosa dan kesalahan satu dengan yang lain. Anggaplah perpisahan sebelumnya karena ego dan keputusan yang salah. Sebagaimana Kristus mengampuni kita, baiklah suami dan isteri saling mengampuni bahkan sekalipun telah melakukan perselingkuhan dengan orang lain. Yang terpenting adalah mengakui kesalahan dan pertobatan yang sungguh-sungguh sehingga tidak jatuh kembali dalam kesalahan seperti sebelumnya.


2. Saling menerima keadaan satu dengan yang lain.


Keadaan setelah perpisahan mungkin berbeda dengan waktu sebelum mereka masih bersama. Keadaan tersebut antara lain pernah tidur dengan pria/wanita lain, bahkan pernah menikah tetapi kemudian bercerai, ada juga yang membawa anak sebagai hasil dari hubungan mereka dengan orang lain. Oleh sebab itu harus menerima dan memaklumi keadaan sekarang sebelum memutuskan untuk rujuk kembali.


3. Memperhatikan kebahagiaan anak dan cucu.


Bila ditanya dengan jujur seorang anak pasti sangat mendambakan keluarga yang utuh. Perceraian telah melukai hati anak dan mungkin tidak dimengerti oleh cucu. Oleh sebab itu jangan egois hanya mengejar kepuasan lahiriah atau seksual. Perhatikanlah kebutuhan anak cucu akan hadirnya keluarga yang rukun dan hangat. Oleh sebab itu keputusan untuk rujuk adalah sangat bijaksana untuk memulihkan luka hati anak cucu serta membangun kehidupan mereka yang lebih baik di masa depan. Nikmatilah kehidupan rumah tangga yang bahagia bersama anak cucu.


4. Sanggup menanggung rasa malu.


Mungkin ada orang yang mengejek dan mencibir atas keputusan rujuk kembali. Jangan malu untuk mengakui kesalahan dan kembali. Si jahat menginginkan adanya perpecahan sehingga selalu menghalangi keinginan untuk rujuk kembali. Sebaliknya Tuhan menghendaki kesatuan. Mengambil keputusan untuk rujuk adalah menyenangkan Tuhan. Jangan pedulikan orang yang tidak senang tetapi pedulikan hati Tuhan yang berkenan bila keluarga bersatu kembali. Di mata Tuhan dan saudara seiman rujuk mendatangkan berkat dan pujian.


Semoga renungan singkat ini bermanfaat, khususnya bagi keluarga yang berpisah dan mempertimbangkan untuk rujuk kembali. Datanglah kepada gembala Anda untuk meminta doa, nasehat dan pelayanannya. Selamat hari Minggu, Tuhan Yesus memberkati. (Ps.BW)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages