Penghalang Pertobatan

 



Sabtu, 3 September 2022


Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 13-15


Yehezkiel 14:1-3 (TB)  Sesudah itu datanglah kepadaku beberapa orang dari tua-tua Israel dan duduk di hadapanku.
Maka datanglah firman TUHAN kepadaku:
"Hai anak manusia, orang-orang ini menjunjung berhala-berhala mereka dalam hatinya dan menempatkan di hadapan mereka batu sandungan, yang menjatuhkan mereka ke dalam kesalahan. Apakah Aku mau mereka meminta petunjuk dari pada-Ku?


Orang-orang yang menyembah kepada berhala sehingga sangat berdosa di hadapan Tuhan ternyata bukan hanya kalangan rakyat biasa yang tidak tahu kebenaran. Dalam ayat tersebut ternyata ada para tua-tua Israel yang menyandang jabatan sebagai rohaniawan tetapi menjunjung berhala-berhala dalam hatinya.


Dalam kehidupan sehari-hari kita menjumpai bahwa orang-orang yang sulit untuk bertobat seringkali bukan orang biasa tetapi mereka yang memiliki kedudukan dan kepandaian. Mengapa demikian?


1. Takut kehilangan kedudukan


Jabatan atau kedudukan tua-tua sangat dihormati di kalangan bangsa Israel. Seandainya mereka bertobat maka akan kehilangan jabatan dan pengaruhnya di antara orang Israel. Oleh sebab itu mereka melakukan pencitraan secara lahiriah mereka beribadah kepada Allah tetapi hati mereka menjunjung berhala-hala. Inilah salah satu penyebab mengapa orang dengan kedudukan tinggi sulit untuk bertobat karena takut kehilangan jabatan dan pengaruh.


Paulus adalah teladan seorang tua-tua terpandang yang berani meninggalkan kedudukan dan mengikut Tuhan Yesus.


Filipi 3:8-9 (TB)  Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.


2. Mengandalkan kepandaian


Seseorang berkata bahwa kepandaian itu ada di otak tetapi kesadaran ada di dalam hati. Seorang yang merasa dirinya paling pintar seringkali sulit untuk menerima kebenaran yang disampaikan oleh orang lain. Tua-tua bangsa Israel dipilih karena mereka sangat ahli dalam hal agama dan hukum Taurat. Tetapi sayang keahlian mereka hanya berhenti di otak, sedangkan hati mereka keras sehingga sulit untuk mengalami pertobatan.


Salah satu tanda seorang yang sulit mengalami pertobatan adalah munafik. Di satu sisi pintar menyampaikan pengajaran tetapi di sisi lain tidak mau melakukan untuk dirinya sendiri. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengecam orang-orang Farisi dan ahli Taurat.


Matius 23:27-28 (TB)  Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.


Jangan biarkan kedudukan dan kepintaran kita menghalangi pertobatan. Kalau kita diberi kedudukan dan kepintaran, semua adalah kasih karunia. Pakailah untuk memuliakan Tuhan. Lebih daripada itu hendaklah tetap rendah hati agar ketika Tuhan menegur, kita dengan segera sadar dan bertobat. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati. (Ps.BW)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages