Ketika Hidup Terasa Pahit

 



Rabu, 7 September 2022


Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 25-27


Yehezkiel 27:30-31 (TB)  Ratapan kuat, teriakan pahit diperdengarkan terhadapmu; taruh abu di atas kepala, berguling-guling dalam debu.
Mereka menggundul diri, demi engkau, dan melilitkan kain kabung; mereka menangis, jiwa merana, karena engkau; suatu ratapan yang pahit.


Dalam Yehezkiel 27 dikisahkan tentang ratapan dan teriakan yang pahit tentang Tirus, kapal dagang yang besar dan mewah pada masanya. Karena kesombongan dan melupakan Tuhan akhirnya Ia mengijinkan Tirus diamuk oleh badai hingga tenggelam. Kemahsyuran dan kemewahan Tirus lenyap seketika. Semua awak kapal dan penumpang ikut tenggelam. Maka terjadilah ratapan yang kuat, tangisan, perkabungan dan teriakan yang pahit dari orang-orang yang merasa kehilangan Tirus. Mereka adalah keluarga yang berduka dan orang-orang yang menggantungkan hidupnya terhadap keberadaan kapal Tirus.


Dalam kehidupan ini, Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatu bisa saja terjadi bahkan hal-hal yang tidak kita inginkan. Tuhan tidak pernah berjanji langit akan selalu biru, tetapi Dia berjanji akan selalu menyertai. Tuhan tidak pernah berjanji jalan akan selalu rata, tetapi Tuhan berjanji akan selalu memberi kekuatan.


Bila Tuhan ijinkan keadaan yang membuat kita sedih dan menderita, jangan ijinkan kepahitan menguasai hati kita. Berserahlah kepada Tuhan dan carilah kehendak-Nya, pasti ada rencana Tuhan untuk kebaikan kita.


Roma 8:28 (TB)  Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.


Ada sebuah kisah di Alkitab ketika bangsa Israel menjumpai mata air yang pahit.
Keluaran 15:23 (TB)  Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara.


Kasih Tuhan melampaui segala akal pikiran. Sekalipun bangsa Israel bersungut-sungut karena air pahit di Mara, Tuhan tetap mengasihi dan menolong mereka sehingga air itu berubah menjadi manis.


Keluaran 15:24-25 (TB)  Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?"
Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka.


Serahkanlah kepada Tuhan setiap keadaan yang membuat kita menderita dan merasa pahit. Sebab Tuhan menyertai maka Ia akan membuat hati kita tetap manis. Sukacita akan memancar dari kita sekalipun keadaan secara umum terasa pahit. Itulah kekayaan sorgawi yang Tuhan berikan kepada kita. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati. (Ps.BW)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages