Rabu, 14 Mei 2025
Bacaan Alkitab Setahun: Nehemia 1-3
Nehemia 2:1 (TB) Pada bulan Nisan tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta, ketika menjadi tugasku untuk menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan menyampaikannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih, yang memang belum pernah terjadi di hadapan raja,
Nehemia adalah seorang juru minuman raja. Tugasnya adalah menyiapkan minuman dan menghibur raja. Sebab itu ia tidak boleh bersedih saat melayani raja. Apabila bersedih maka berlaku ketetapan akan menerima hukuman sebab tidak menghormati raja.
Tetapi Nehemia tidak dapat menutupi kesedihannya ketika mendengar tembok Yerusalem kota asalnya dalam keadaan menjadi reruntuhan. Ketika raut mukanya yang sedih diketahui oleh raja, maka ia menjadi takut karena hukuman pasti akan datang kepadanya.
Nehemia 2:2 (TB) bertanyalah ia kepadaku: "Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak sakit? Engkau tentu sedih hati." Lalu aku menjadi sangat takut.
Nehemia berterus terang kepada raja mengenai penyebab kesedihannya. Karena kemurahan Allah, raja justru bersimpati dan mendukung kerinduan Nehemia membangun kembali tembok Yerusalem.
Nehemia 2:3-6 (TB) Jawabku kepada raja: "Hiduplah raja untuk selamanya! Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?"
Lalu kata raja kepadaku: "Jadi, apa yang kauinginkan?" Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit,
kemudian jawabku kepada raja: "Jika raja menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini, utuslah aku ke Yehuda, ke kota pekuburan nenek moyangku, supaya aku membangunnya kembali."
Lalu bertanyalah raja kepadaku, sedang permaisuri duduk di sampingnya: "Berapa lama engkau dalam perjalanan, dan bilakah engkau kembali?" Dan raja berkenan mengutus aku, sesudah aku menyebut suatu jangka waktu kepadanya.
Bahkan raja memberikan surat-surat yang diperlukan agar para bupati di daerahnya mendukung usaha Nehemia untuk membangun kembali tembok Yerusalem.
Pelajaran hari ini tentang "kesedihan yang kudus". Bukan tentang penderitaan dan masalah diri sendiri tetapi tentang pekerjaan Tuhan, tentang jiwa-jiwa yang terhilang. Tangan Tuhan menyertai setiap orang percaya yang memiliki kesedihan yang kudus bagi pekerjaan Tuhan. Orang yang mengenal hati Tuhan akan memiliki kesedihan yang kudus dan mau dipakai menjadi alat-Nya. Tetapi orang yang tidak mengenal hati Tuhan akan masa bodoh dan hanya mementingkan kepentingan diri sendiri.
Mari kita belajar dari Nehemia dan milikilah kesedihan yang kudus dalam pelayanan untuk pekerjaan Tuhan dan jiwa-jiwa yang terhilang. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati. (PBW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar