Kamis, 17 Agustus 2023
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 19-21
Yeremia 20:1-2 (TB) Pasyhur bin Imer, imam yang pada waktu itu menjabat kepala di rumah TUHAN, mendengar Yeremia menubuatkan perkataan-perkataan itu.
Lalu Pasyhur memukul nabi Yeremia dan memasungkan dia di pintu gerbang Benyamin yang ada di atas rumah TUHAN.
Seorang imam adalah rohaniwan yang diharapkan memiliki sikap dan tindakan yang lebih elegan dibanding orang awam. Tetapi tidak demikian dengan Pasyhur bin Imer, ketika mendengar nubuatan Yeremia, ia justru memukul dan memasung Yeremia.
Mengapa ini terjadi?
Pasyhur bin Imer adalah seorang imam, dalam Bait Allah tugasnya adalah memimpin ibadah, bukan menyampaikan nubuat. Tetapi ia mengambil porsi seorang nabi yaitu bernubuat palsu. Pasyhur bin Imer tidak mengenali firman Tuhan dengan benar dan hanya hidup secara agamawi. Ia menolak firman Tuhan disampaikan oleh Yeremia karena terasa tidak nyaman. Nubuat yang disampaikan oleh Yeremia memang keras karena berbicara tentang penghukuman akibat dosa bangsa Israel. Pasyhur bin Imer tersinggung, emosi dan merasa benar sehingga ia memukul Yeremia dan memasungnya di pintu gerbang Benyamin. Sungguh disayangkan seorang imam bertindak seperti preman.
Apa akibat perbuatan Pasyhur bin Imer?
Ia menanggung kutuk atas perbuatannya bahkan bersama seisi rumahnya dan sahabat-sahabatnya ditawan dan dibuang ke Babel sampai hari kematiannya.
Yeremia 20:6 (TB) Mengenai engkau, hai Pasyhur, dan semua orang yang diam di rumahmu, kamu akan diangkut tertawan; engkau akan sampai ke Babel dan akan mati di sana dan akan dikuburkan di sana: engkau ini dengan semua sahabatmu yang kepadanya engkau telah bernubuat palsu."
Apakah kejadian tersebut terulang di masa kini?
Kita mungkin pernah mendengar kejadian pertengkaran dan perkelahian di gereja. Ada yang disebabkan oleh rasa tersinggung atau ketidakcocokan. Ada yang memperebutkan pengaruh, jabatan, aset bahkan jemaat. Mereka bertindak saling pukul bahkan menggunakan senjata tajam dan menyewa preman bayaran. Sungguh ironis, mereka yang seharusnya bertindak dengan bijaksana dan elegan tetapi menggunakan cara-cara preman.
Bagaimana kita bersikap?
Kembali kepada firman Tuhan. Firman Tuhan tidak mengajarkan kekerasan tetapi tentang kasih dan ketaatan.
Amsal 10:12 (TB) Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.
1 Petrus 4:8 (TB) Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
1 Petrus 3:9-10 (TB) dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab:
"Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.
Kiranya renungan singkat ini menjadi berkat dan membawa kehidupan kita semakin penuh kasih, taat dan dekat kepada Tuhan. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati. (PBW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar