Jumat, 3 Juni 2022
Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 40-42
Ayub 42:7 (TB) Setelah TUHAN mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Téman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.
Ayub dipandang benar oleh Tuhan tentang semua perkataannya terhadap diri-Nya. Sedangkan perkataan kedua sahabat Ayub dipandang bersalah. Namun demikian Ayub mengaku bersalah dan menyesali diri.
Ayub 42:5-6 (TB) Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."
Apa yang dapat kita pelajari dari kisah tersebut?
1. Meminta maaf sekalipun benar menunjukkan kerendahan hati.
Ada banyak orang yang pantang meminta maaf karena merasa dirinya benar dan orang lain salah. Sesungguhnya ini adalah sikap yang sombong dan egois. Renungkanlah meskipun kesalahan terbesar pada orang lain tetapi kita pun tidak luput dari kesalahan kecil yang bisa menjadi andil dalam sebuah permasalahan. Meminta maaf sekalipun benar menunjukkan kerendahan hati. Sikap yang demikian akan meruntuhkan benteng-benteng kesombongan dari orang lain.
2. Meminta maaf sekalipun benar membuka pintu pemulihan.
Pemulihan hubungan terjadi ketika ada permintaan maaf dan pengampunan. Meminta maaf sekalipun benar membukakan pintu yang semakin lama semakin lebar karena orang lain memaafkan dan ikut mengakui kesalahannya. Pada akhirnya pemulihan hubungan akan terjadi. Ayub mengalami pemulihan setelah ia menyesali diri dan mencabut perkataannya.
Orang duniawi mengganggap bahwa meminta maaf sekalipun benar adalah orang yang lemah dan menghambakan diri. Tetapi di mata Tuhan menunjukkan kasih dan kualitas rohani yang sangat tinggi. Belajarlah untuk peka dan meminta maaf sekalipun benar agar terjadi saling menghargai dan pemulihan terjadi. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar