Sabtu, 20 November 2021
Bacaan Alkitab Setahun: Roma 10-12
Roma 12:16 (TB) Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
Paulus menggambarkan jemaat sebagai tubuh Kristus dengan banyak anggota (Roma 12). Salah satu ancaman yang membahayakan eksistensi jemaat adalah perpecahan. Oleh sebab itu Paulus menasihatkan agar jemaat hidup dalam kesatuan.
1. Sehati sepikir dalam hidup kebersamaan.
Hidup bersama sebagai sebuah komunitas membutuhkan komitmen untuk menghargai satu dengan yang lain. Ego masing-masing harus ditaklukkan demi terpeliharanya kesatuan. Satu hati menggambarkan satu tujuan, satu perasaan atau empati terhadap yang lain. Sedangkan sepikir menggambarkan satu pemahaman tentang keberadaan jemaat. Masing-masing pribadi menundukkan pikiran mereka kepada pikiran Kristus sehingga lebih mudah tercapainya kesatuan dalam jemaat.
2. Berpikir sederhana.
Paulus menasihatkan "Jangan kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah kepada perkara-perkara sederhana." Jangan membuat hal-hal sederhana menjadi rumit, sebaliknya menyelesaikan persoalan yang rumit dengan cara yang sederhana.
Terjemahan FAYH memberikan pengertian yang menarik, intinya dalam berinteraksi tidak membeda-bedakan status jemaat. Dalam hal ini kita harus bisa memahami dan menerima setiap orang sebagai bagian dari tubuh Kristus dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Roma 12:16 (FAYH) Bekerjalah bersama-sama dengan senang hati. Jangan berlagak seperti orang besar. Janganlah mengambil hati orang-orang yang penting, melainkan hendaklah Saudara merasa senang bergaul dengan orang biasa. Janganlah menganggap diri Saudara mengetahui segala-galanya.
3. Jangan menganggap diri pandai.
Maksudnya adalah merasa diri sendiri paling benar dan orang lain salah. Sadarilah tidak ada pribadi yang sempurna, kita harus belajar bertoleransi dimulai dari keluarga dan rumah Tuhan.
Orang yang merasa diri pandai tidak mau memahami sudut pandang orang lain dan merasa apa yang ada dalam pemikirannya atau prinsipnya adalah yang paling benar. Jangan mudah membuat tindakan atau keputusan berdasarkan prasangka kepada orang lain sebab belum tentu prasangka tersebut benar.
Belajarlah untuk mengampuni kesalahan orang lain, sebab diri kita sendiri juga tidak luput dari kesalahan. Ingatlah Tuhan tidak mengutamakan kepandaian atau kehebatan seseorang tetapi kepada ketulusan dan kemurnian hatinya.
Gereja atau jemaat adalah institusi yang paling heterogen. Perbedaan gender, usia, pendidikan, profesi, karakter, budaya dan latar belakang masing-masing bila tidak disikapi dengan bijaksana bisa menyebabkan terjadinya perpecahan. Sebaliknya kita harus memandang perbedaan yang ada sebagai tiap "puzzle" atau kepingan untuk melengkapi satu dengan yang lain.
Mari kita bangun dan pelihara kesatuan dalam jemaat. Tuhan memberkati. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar