Minggu, 7 Januari 2018
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 19-21
Kejadian 21:33 (TB) Lalu Abraham menanam sebatang pohon tamariska di Bersyeba, dan memanggil di sana nama TUHAN, Allah yang kekal.
Wilayah Israel pada umumnya terdiri dari banyak padang gurun. Suasana panas terik sungguh membuat orang cepat lelah dan menimbulkan temperamen yang keras dan tidak sabaran. Hal ini bisa kita lihat pada waktu Israel berjalan di padang gurun, berulang kali memberontak kepada Tuhan.
Abraham rindu suasana sorga ada ada di bumi. Seperti Taman Eden yang sejuk dan damai, ia menanam pohon.
Berikut beberapa poin dari perenungan ayat tersebut:
1. Pohon mendatangkan kehidupan.
Pohon tamariska adalah salah satu jenis pohon yang bisa tumbuh di padang gurun. Ketika pohon ini bertumbuh semakin besar, mendatangkan kelembaban, bisa untuk berteduh. Binatang-binatang akan bersarang dan berteduh, demikian pula rerumputan mjlai tumbuh di sekitarnya sehingga menjadi hijau dan tidak tandus lagi.
Bagaimana cara kita menanam pohon yang mendatangkan kehidupan?
Mazmur 1:3 (TB) Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Ketika kita memiliki kesukaan membaca dan merenungkan firman Tuhan, kita bertumbuh seperti pohon yang menghasilkan buah, mendatangkan kesegaran dan kehidupan bagi orang lain.
2. Pertemuan dengan Tuhan di sekitar pohon.
Tuhan berbicara kepada Adam di taman Eden, di antara pepohonan.
Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik. (Kejadian 18:1)
Yesus berdoa di taman Getsemane.
Tuhan adalah pohon kehidupan kita. Dia adalah pokok anggur dan kita ranting-rantingnya. Bukan berarti kita menyembah pohon. Tetapi kondisi yang sejuk dan tenang memungkinkan kita lebih mendengar suara Tuhan dan menikmati persekutuan dengan-Nya. Itulah sebabnya mengapa tempat-tempat retret dibangun di tempat yang sejuk dan banyak pepohonan. Hal ini juga mengingatkan kita untuk peduli kepada kelestarian lingkungan sesuai mandat yang Tuhan berikan. Siapa tahu banyak orang akan dapat berpikir jernih dan menyadari bahwa tanpa Tuhan tidak akan ada kehidupan.
3. Pohon sebagai peringatan
Seringkali tamu negara yang berkunjung ke Istana Bogor diajak untuk menanam pohon. Ini menjadi peringatan akan hubungan yang terjalin di antara kedua negara. Abraham bukan hanya sekali menanam pohon. Ia seringkali menanam pohon dan memanggil nama Tuhan. Dan setiap kali melihat pohon ia teringat akan Tuhan. Hal ini mengajarkan agar fokus hidup kita kepada Tuhan bukan kepada dunia.
Menanam pohon itu penting, tetapi arti rohaninya adalah hubungan kita dengan Tuhan. Jadikan Tuhan sebagai pohon kehidupan kita. Daripada-Nyalah kita berlindung dan menerima kesegaran ilahi. Tuhan memberkati. (Ps.BW)
posted from Bloggeroid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar