Selasa, 29 Nopember 2022
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Korintus 7-9
2 Korintus 8:2 (TB) Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
Jemaat di Makedonia dipuji oleh Rasul Paulus. Mereka adalah jemaat yang sederhana bahkan disebut sangat miskin. Pada waktu itu mereka juga sedang mengalami masalah yang berat dan penderitaan. Namun demikian tidak menghambat kerinduan mereka untuk memberkati perkerjaan Tuhan. Mereka mengumpulkan persembahan kasih meskipun di tengah penderitaan dan kemiskinan serta memaksa Paulus dan para rasul untuk menerima persembahan mereka. Oleh sebab itu Paulus memuji ... "mereka sangat miskin namun mereka kaya dalam kemurahan."
2 Korintus 8:3-5 (TB) Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.
Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.
Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.
Marilah kita merenungkan beberapa kebenaran ini ...
1. Kemurahan hati tidak perlu menunggu kelimpahan materi.
Untuk memberi ... kita tidak perlu menunggu sampai kaya dan diberkati. Lakukanlah sekarang apapun dan bagaimana pun keadaan kita selagi ada kesempatan. Sebab mungkin saja esok hari tidak ada lagi kesempatan.
2. Dunia mengukur kekayaan dari materi tetapi Tuhan mengukur kekayaan dari kemurahan hati.
Jangan terpaku pada penilaian kaya menurut dunia sebab semuanya akan menjadi fana. Tetapi bersepakatlah dengan Tuhan bahwa kekayaan sejati adalah wujud dari kemurahan hati. Meskipun terbatas materi tetapi bermurah hati dengan selalu memberi dan memberkati.
3. Kekayaan materi tidak menjamin sukacita, tetapi kemurahan hati akan meluapkan sukacita.
Paulus menyebut jemaat Makedonia ... sukacita mereka meluap. Ini terjadi sebab ada sukacita yang luar biasa ketika mereka memberi. Sukacita yang demikian bukan berasal karena kelimpahan materi tetapi karena kemurahan hati. Bila kita merindukan sukacita sejati mulailah memberi. Semakin kita memberi semakin hidup kita penuh arti.
Tuhan Yesus memuji seorang janda miskin yang memberi persembahan di Bait Suci.
Markus 12:42-44 (TB) Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.
Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
Janganlah dengan alasan miskin atau terbatas materi menghalangi kita untuk memberi. Marilah belajar memberi bukan dari kelimpahan tetapi hari kekurangan, maka kita akan menjadi kaya dalam pandangan Tuhan, sebuah kekayaan yang abadi. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati. Amin. (PBW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar