Jumat, 29 April 2022
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 1-3
2 Tawarikh 1:7 (TB) Pada malam itu juga Allah menampakkan diri kepada Salomo dan berfirman kepadanya: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu."
Jika Tuhan bertanya kepada Anda, "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu", ... kira-kira apa yang Anda minta? Mungkin ada orang yang meminta kekayaan, kesuksesan, harta benda, jabatan yang tinggi, keluarga yang bahagia dan sebagainya.
Pertanyaan tersebut diberikan kepada Salomo dan jawaban Salomo sungguh mengagumkan. Ia tidak meminta kekayaan, kekuasaan dan sebagainya ... tetapi ia meminta hikmat.
Mengapa Salomo hanya meminta hikmat?
1. Jabatan dan kekuasaan adalah kasih karunia.
2 Tawarikh 1:8 (TB) Berkatalah Salomo kepada Allah: "Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada Daud, ayahku, dan telah mengangkat aku menjadi raja menggantikan dia.
Salomo menerima jabatan sebagai raja karena kasih karunia yaitu pemberian Tuhan. Sekalipun seseorang berjuang sangat keras untuk mendapatkannya tetapi bila Tuhan tidak memberikan maka ia tidak akan pernah mendapatkan kedudukan. Jadi Salomo tidak pernah meminta kedudukan, kekayaan, kemuliaan dan sebagainya sebab semua adalah pemberian Tuhan.
Amsal 10:22 (TB) Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.
2. Merasa tidak mampu memimpin bangsa yang besar.
2 Tawarikh 1:9 (TB) Maka sekarang, ya TUHAN Allah, tunjukkanlah keteguhan janji-Mu kepada Daud, ayahku, sebab Engkaulah yang telah mengangkat aku menjadi raja atas suatu bangsa yang banyaknya seperti debu tanah.
Dari pelajaran sejarah dan kitab raja-raja, Salomo bisa memahami bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang sangat besar dan seringkali menjadi pembuat masalah. Ini terjadi sebab bangsa Israel tegar tengkuk dan seringkali memberontak kepada Tuhan.
Untuk mengatasi masalah ini Salomo membutuhkan hikmat untuk memerintah bangsa yang besar dan keras hati dengan bijaksana.
2 Tawarikh 1:10 (TB) Berilah sekarang kepadaku hikmat dan pengertian, supaya aku dapat keluar dan masuk sebagai pemimpin bangsa ini, sebab siapakah yang dapat menghakimi umat-Mu yang besar ini?"
3. Menyadari bahwa hikmat manusia sia-sia sehingga Salomo meminta hikmat dari Tuhan.
Pengkhotbah 1:16-18 (TB) Aku berkata dalam hati: "Lihatlah, aku telah memperbesar dan menambah hikmat lebih dari pada semua orang yang memerintah atas Yerusalem sebelum aku, dan hatiku telah memperoleh banyak hikmat dan pengetahuan."
Aku telah membulatkan hatiku untuk memahami hikmat dan pengetahuan, kebodohan dan kebebalan. Tetapi aku menyadari bahwa hal ini pun adalah usaha menjaring angin,
karena di dalam banyak hikmat ada banyak susah hati, dan siapa memperbanyak pengetahuan, memperbanyak kesedihan.
Salomo telah mempelajari hikmat manusia yaitu segala ilmu dan pengetahuan tetapi ia merasa semua sia-sia tanpa hikmat Tuhan. Gelar, pendidikan dan pengalaman akan menjadi sia-sia apabila hidup tanpa hikmat dari Tuhan.
Hikmat dari Tuhan sesungguhnya berasal dari firman Tuhan dan kehidupan yang takut akan Tuhan.
Amsal 9:10 (TB) Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.
Oleh sebab itu baiklah setiap hari kita memohon hikmat Tuhan dan merenungkan firman Tuhan supaya kita semakin bijaksana dalam menjalani kehidupan setiap hari.
Haleluya, Tuhan Yesus memberkati. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar