Amsal 17:9
Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib.
"Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan"
Sebuah kutipan sebagian lirik lagu yang dulu pernah hits. Kita nggak tahu apa maksudnya. Tetapi ketika kita membaca kitab Amsal tadi ada beberapa pelajaran:
1. Kepompong menggambarkan suatu proses kehidupan belajar untuk berserah dan mengendalikan diri. Kita menyerahkan hidup kita dalam pemeliharaan Tuhan dan mengendalikan diri dari sikap egosentris yang bisa merusak hubungan. Mengendalikan diri dalam menata hati, dalam berkata-kata, dalam tindakan. Dengan mengampuni dan mengasihi kita bisa membangun persahabatan yang kuat.
2. Ulat menggambarkan kehidupan yang egosentris.
Seandainya kepompong tidak tahan melalui prosesnya, dan meminta binatang lain "bongkar belengguku ini", maka ia kembali menjadi ulat yang serakah, sombong, egois dan merusak hubungan. Sikap membangkitkan perkara kecil menjadi masalah besar, mengungkit masa lalu akan menceraiberaikan setiap hubungan.
Dengan melalui proses kepompong, kita belajar mengubah hal yang tak mudah menjadi indah, belajar memaklumi orang lain dan menerima kekurangan orang lain.
Together Impactful,
Ps. Budi Wikanto, MA
Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib.
"Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan"
Sebuah kutipan sebagian lirik lagu yang dulu pernah hits. Kita nggak tahu apa maksudnya. Tetapi ketika kita membaca kitab Amsal tadi ada beberapa pelajaran:
1. Kepompong menggambarkan suatu proses kehidupan belajar untuk berserah dan mengendalikan diri. Kita menyerahkan hidup kita dalam pemeliharaan Tuhan dan mengendalikan diri dari sikap egosentris yang bisa merusak hubungan. Mengendalikan diri dalam menata hati, dalam berkata-kata, dalam tindakan. Dengan mengampuni dan mengasihi kita bisa membangun persahabatan yang kuat.
2. Ulat menggambarkan kehidupan yang egosentris.
Seandainya kepompong tidak tahan melalui prosesnya, dan meminta binatang lain "bongkar belengguku ini", maka ia kembali menjadi ulat yang serakah, sombong, egois dan merusak hubungan. Sikap membangkitkan perkara kecil menjadi masalah besar, mengungkit masa lalu akan menceraiberaikan setiap hubungan.
Dengan melalui proses kepompong, kita belajar mengubah hal yang tak mudah menjadi indah, belajar memaklumi orang lain dan menerima kekurangan orang lain.
Together Impactful,
Ps. Budi Wikanto, MA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar