Beribadah Menghadap Ke Arah Tertentu?

 



Jumat, 1 Juli 2022


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 136-140


Mazmur 138:2 (TB)  Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.


Ketika Bait Allah masih berdiri dalam Perjanjian Lama, seluruh orang Israel beribadah dengan menghadap ke arah Bait Allah.
Salah satu contohnya ketika Daniel menjadi pejabat tinggi di Babel, ia memiliki ruang doa yang menghadap ke Yerusalem di mana berdiri Bait Allah.


Daniel 6:11 (TB)  Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.


Tetapi atas seizin Tuhan, Bait Allah menjadi runtuh sehingga orang-orang Israel tidak lagi beribadah ke arah Bait Allah. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang percaya menyadari bahwa Tuhan hadir di segala tempat atau segala arah dan segala waktu sehingga tidak terpaku pada arah tertentu. Alasan lain supaya orang percaya tidak menjadikan arah Bait Allah sebagai berhala.


Kita bisa memahami kondisi di Perjanjian Lama bahwasannya Tuhan diam di Bait Allah sehingga dalam beribadah menghadap ke sana. Tetapi di Perjanjian Baru, Tuhan diam di sorga, hadir di segala tempat bahkan di dalam diri kita. Oleh sebab itu dalam ibadah kita, tidak ditentukan oleh arah tertentu dan waktu-waktu tertentu. Beribadahlah di mana saja dan kapan saja sebab Tuhan maha hadir di segala tempat dan segala waktu. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati. (Ps.BW)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages