Bahasa Pengacara


Sabtu, 15 Nopember 2025

Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 22-24

Kisah Para Rasul 24:2 (TB)  Paulus dipanggil menghadap dan Tertulus mulai mendakwa dia, katanya: "Feliks yang mulia, oleh usahamu kami terus-menerus menikmati kesejahteraan, dan oleh kebijaksanaanmu banyak sekali perbaikan yang telah terlaksana untuk bangsa kami. 

Dalam proses peradilan ada profesi hakim dan pengacara. Pengacara dari penuntut disebut jaksa sedangkan pengacara dari terdakwa disebut pembela. Baik jaksa maupun pembela sama-sama menggunakan diksi (kata-kata) awal yang menghormati dan memuliakan hakim dengan tujuan untuk mengambil hatinya. Mereka tidak langsung bicara pada titik persoalan.

Ketika Paulus ditangkap dan didakwa, ada pengacara (jaksa) yang mendakwanya di hadapan wali negeri. Wali negeri pada masanya bertugas juga sebagai hakim untuk memutus sebuah perkara.

Perhatikan awal mula dakwaan dari pengacara yang bernama Tertulus.

Kisah Para Rasul 24:2-4 (TB)  Paulus dipanggil menghadap dan Tertulus mulai mendakwa dia, katanya: "Feliks yang mulia, oleh usahamu kami terus-menerus menikmati kesejahteraan, dan oleh kebijaksanaanmu banyak sekali perbaikan yang telah terlaksana untuk bangsa kami. 
Semuanya itu senantiasa dan di mana-mana kami sambut dengan sangat berterima kasih. 
Akan tetapi supaya jangan terlalu banyak menghabiskan waktumu, aku minta, supaya engkau mendengarkan kami sebentar dengan kemurahan hatimu yang terkenal itu.

Perhatikan betapa manisnya kata-kata tersebut yang disampaikan kepada wali negeri. Setelah hal itu barulah Tertulus menyampaikan dakwaan kepada Paulus di depan wali negeri.

Kisah Para Rasul 24:5-8 (TB)  Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani. 
Malahan ia mencoba melanggar kekudusan Bait Allah. Oleh karena itu kami menangkap dia dan hendak menghakiminya menurut hukum Taurat kami.
Tetapi kepala pasukan Lisias datang mencegahnya dan merebut dia dengan kekerasan dari tangan kami, 
lalu menyuruh para pendakwa datang menghadap engkau. Jika engkau sendiri memeriksa dia, dapatlah engkau mengetahui segala sesuatu yang kami tuduhkan kepadanya."

Mencermati kata-kata tersebut kita belajar bahwa seorang pengacara adalah seorang yang pandai bersilat lidah, berdiplomasi, bernegosiasi bahkan mengambil hati dari pihak hakim atau pemutus perkara. Di samping itu pengacara menyampaikan bukti-bukti yang akurat.

Bila ada yang bercita-cita menjadi pengacara atau ahli di bidang hukum, banyaklah membaca, berdiskusi, berdebat dan mengikuti jalannya persidangan tentang sesuatu pokok perkara. Hal ini akan mengasah kemampuan bahasa yang sangat berguna dalam menjalankan profesinya kelak.

Semua profesi bisa dipakai oleh Tuhan. Kita membutuhkan lebih banyak pengacara Kristen yang takut akan Tuhan sehingga bisa Tuhan pakai untuk mendatangkan keadilan bagi manusia yang sedang berperkara. Selamat berakhir pekan, Tuhan Yesus memberkati. (PBW)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages