Pertobatan Yang Pura-pura

 



Senin, 19 September 2022


Bacaan Alkitab Setahun: Hosea 4-6


Hosea 6:4 (TB)  Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar.


Ayat tersebut menggambarkan tentang pertobatan yang pura-pura dari bangsa Israel. Pertobatan mereka hanyalah sementara, sebentar kemudian kembali lagi hidup dalam dosa.


Dalam perumpamaan tentang benih firman yang ditabur ada beberapa kondisi di mana seseorang sementara kelihatan bertobat tetapi sesudah itu kembali kepada kehidupan yang lama.


Markus 4:15-19 (TB)  Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka.
Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira,
tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad.
Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu,
lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.


Dalam kehidupan berjemaat kita mungkin menyaksikan ada orang-orang yang bertobat hanya sementara: mereka ikut pelajaran, dibaptis tetapi kembali lagi kepada hidup yang lama, menjauhi persekutuan dan meninggalkan ibadah. Bahkan mereka kembali melakukan dosa, hidup dengan cara yang sama dengan masa lalu bahkan lebih buruk lagi.


2 Petrus 2:20-22 (TB)  Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.
Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.
Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."


Tuhan tidak berkenan kepada pertobatan yang sementara. Oleh sebab itu marilah kita perhatikan diri kita masing-masing, apakah kita memiliki pertobatan yang sungguh-sungguh atau pura-pura. Hiduplah dalam pertobatan yang sejati agar kehidupan Anda berkenan di hadapan Tuhan. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati. Amin. (Ps.BW)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages